ads

Wednesday 16 December 2015

Pentingnya Calon Akseptor untuk Pemilihan KB yang Tepat

Celotehlarangan.com, BREBES – ” Problematika Keluarga Berencana (KB) itu sangat komplek seperti masyarakat ikut pilihan KB di pandang perwujudan menolak Rizki, sedangkan pandangan masyarakat menganggap semakin banyak anak semakin banyak rezkinya. Padahal sebanrnya memiliki dua anak saja itu bisa diartikan sebagai rizki dalam arti luas, ” ujar Imam Ghazali yang merupakan salah satu narasumber dari Kementerian Agama dalam Rakor FAPSEDU dan Koalisi Kependudukan Kabupaten Brebes Tahun 2015 yang diadakan di aula gedung BKBPP Kabupaten Brebes. Jumat (11/12).
Ia juga menambahkan bahwa pemahaman KB ada dua pengertian. KB dapat di pahami sebagai satu program Nasional dan ini memang kerja Nasional yang perlu kegigihan di masing-masing sektor. Yang kedua KB dapat di artikan atau dipahami sebagai aktivitas Individual. keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat tersebut maka dapat ditarik diambil intisari bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
Sementara itu Salah satu Narasumber Dokter Rudi P Utami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mengatakan bahwa sangat perlu dilakukan penyuluhan ketetapan penyuluhan KB kepada masyarakat. Terkait KB yang terbagi menjadi dua golongan besar yaitu MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan Non MKJP. “Saya dapat Informasi dari Pa Ma’mun pencapaian KB di Kabupaten Brebes sebenarnya sudah bagus yaitu mencapai 80 % tetapi untuk metode kontrasepsi jangka panjangnya hanya berkisar 13% jadi masih sangat jauh dari harapan , padahal seharusnya minimal 30 %,” jelasnya.
Asia pacific of contraseptions mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pemakaian MKJP Sebagai salah satu cara untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk dan menurunkan AKI dan AKB. MKJP selain mencegah kelahiran bayi yang tidak di inginkan juga dapat mencegah kasus-kasus aborsi dan kelahiran yang tidak di inginkan. Semua alat kontrasepsi bermanfaat tetapi untuk jangka pendek tingakat efektifitasnya lebih rendah jika di bvandingkan MKJP Faktor lupa kerap menjadi sebab dalam kegagalan. Efektivitas dari MKJP ITU 90%-98%. Rahim seorang wanita itu siap hamil kembali dua tahun setelah melahirkan jadi ini untuk mengatur kelahiran , contoih Implant untuk kontrasepsi 3 tahun jadi pas tidak akan kebobolan. (De Tatang)

0 komentar:

Post a Comment