Celotehlarangan.com, BREBES – ” Problematika Keluarga Berencana (KB)
itu sangat komplek seperti masyarakat ikut pilihan KB di pandang
perwujudan menolak Rizki, sedangkan pandangan masyarakat menganggap
semakin banyak anak semakin banyak rezkinya. Padahal sebanrnya memiliki
dua anak saja itu bisa diartikan sebagai rizki dalam arti luas, ” ujar
Imam Ghazali yang merupakan salah satu narasumber dari Kementerian Agama
dalam Rakor FAPSEDU dan Koalisi Kependudukan Kabupaten Brebes Tahun
2015 yang diadakan di aula gedung BKBPP Kabupaten Brebes. Jumat (11/12).
Ia juga menambahkan bahwa pemahaman KB ada dua pengertian. KB dapat
di pahami sebagai satu program Nasional dan ini memang kerja Nasional
yang perlu kegigihan di masing-masing sektor. Yang kedua KB dapat di
artikan atau dipahami sebagai aktivitas Individual. keluarga berencana
berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang
kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya
lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa
anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan
situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Banyak ayat yang berisi
petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77,
al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq:
7. Dari ayat-ayat tersebut maka dapat ditarik diambil intisari bahwa
petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan
istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup
brumah tangga.
Sementara itu Salah satu Narasumber Dokter Rudi P Utami dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Brebes mengatakan bahwa sangat perlu dilakukan
penyuluhan ketetapan penyuluhan KB kepada masyarakat. Terkait KB yang
terbagi menjadi dua golongan besar yaitu MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang) dan Non MKJP. “Saya dapat Informasi dari Pa Ma’mun pencapaian
KB di Kabupaten Brebes sebenarnya sudah bagus yaitu mencapai 80 % tetapi
untuk metode kontrasepsi jangka panjangnya hanya berkisar 13% jadi
masih sangat jauh dari harapan , padahal seharusnya minimal 30 %,”
jelasnya.
Asia pacific of contraseptions mendorong pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan pemakaian MKJP Sebagai salah satu cara untuk mengendalikan
laju pertambahan penduduk dan menurunkan AKI dan AKB. MKJP selain
mencegah kelahiran bayi yang tidak di inginkan juga dapat mencegah
kasus-kasus aborsi dan kelahiran yang tidak di inginkan. Semua alat
kontrasepsi bermanfaat tetapi untuk jangka pendek tingakat
efektifitasnya lebih rendah jika di bvandingkan MKJP Faktor lupa kerap
menjadi sebab dalam kegagalan. Efektivitas dari MKJP ITU 90%-98%. Rahim
seorang wanita itu siap hamil kembali dua tahun setelah melahirkan jadi
ini untuk mengatur kelahiran , contoih Implant untuk kontrasepsi 3 tahun
jadi pas tidak akan kebobolan. (De Tatang)
Wednesday 16 December 2015
Pentingnya Calon Akseptor untuk Pemilihan KB yang Tepat
18:07
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment